Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
Penentuan Harga Pasar dan
Jumlah Barang Yang Diperjualbelikan
Harga dan jumlah barang yang diperjual-belikan di
pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang tersebut. Oleh karenanya,
analisis penentuan harga dan jumlah barang yang diperjual-belikan di suatu pasar,
harus berdasarkan analisis permintaan dan penawaran barang tersebut secara
serentak. Harga pasar atau harga
keseimbangan adalah tingkat harga di
mana jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual sama dengan jumlah barang
yang diminta oleh para pembeli. Pada
kondisi demikian dikatakan bahwa pasar dalam keadaan keseimbangan atau
ekuilibrium. Penentuan harga dan jumlah
barang yang diperjualbelikan dalam keadaan keseimbangan dapat dilakukan melalui
tiga cara, yaitu dengan menggunakan
tabel (angka) atau dengan menggunakan
grafik (kurve) atau dengan matematik.
PERMINTAAN-PENAWARAN PASAR DAN KURVA PERMINTAAN PERUSAHAAN
Dua hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan yang beroperasi di dalam industri yang bersaing sempurna untuk mendapatkan laba
maksimum. Sehubungan dengan keputusan output adalah kondisi permintaan dan penawaran pasar serta
struktur produksi dan biaya perusahaan.
Kondisi permintaan dan penawaran
pasar akan menentukan harga keseimbangan pasar yang otomatis akan menjadi harga
jual dari produk yang dihasilkan.
Permintaan dan penawaran pasar
ditentukan oleh konsumen dan produsen secara keseluruhan di pasar, sehingga harga pasar berada di luar kontrol
satu buah perusahaan di dalam pasar
tersebut dengan kata lain, satu perusahaan secara individu tidak mempunyai kekuasaan untuk
mempengaruhi harga pasar,
karena secara relatif ukuran satu perusahaan sangat kecil
terhadap pasar. Kondisi ini ditunjukkan oleh
gambar 1.0.
Gambar 1.0. Kondisi pasar dan kurva permintaan
perusahaan
Gambar 1.0 kanan menunjukkan keseimbangan permintaan
pasar (DPasar) dan penawaran (SPasar) menentukan harga
keseimbangan pasar Pk, pada harga Pk inilah sebuah perusahaan dapat menjual
berapapun output yang dihasilkan, sehingga dengan demikian kurva permintaan
sebuah perusahaan bersaing akan horisontal yang ditunjukkan oleh garis
horisontal pada 1.0 kiri (DPerusahaan). Kurva permintaan satu
perusahaan yang elastis sempurna ini menunjukkan bahwa jika perusahaan
menaikkan harga jual outputnya sedikit saja di atas harga pasar, maka semua
konsumennya akan beralih ke produsen lain, sehingga penjualan perusahaan yang
menaikkan harga jual itu sama dengan nol.
Secara grafik, penentuan tingkat output
optimal perusahaan dalam industri bersaing ditunjukkan oleh gambar 1.1. Jika
harga pasar adalah Pb, maka Pb memotong
kurva BM pada tingkat output Qb. Qb ini menunjukkan tingkat output optimal
perusahaan yaitu tingkat output yang memaksimumkan laba. Pada tingkat output
yang lebih
kecil dari Qb, harga lebih besar dari biaya marjinal. Ini berarti jika perusahaan meningkatkan produksi, tambahan
penerimaan yang diperoleh lebih besar dari tambahan biayanya. Pada kondisi yang
lain, dimana tingkat output yang
diproduksi lebih besar dari Qb, maka tambahan biaya perusahaan dari output yang lebih besar dari Qb, maka tambahan biaya perusahaan penerimaan oleh karena itu perusahaan harus
menurunkan tingkat produksinya. Jadi
tingkat output yang optimal perusahaan adalah pada Qb. Daerah yang diarsir pada gambar 1.1 menunjukkan laba total yang
diraih perusahaan. Pada output sebesar Qb, biaya rata-rata perusahaan
adalah AC, Qb. Dengan demikian laba yang
diperoleh perusahaan dari tiap unit output adalah (Pb-AC,Qb). Laba total perusahaan
dengan demikian adalah:
p = (Pb - ACQb)
Qb
= (PbQb - ACQbQb)
= R-C
Gambar 1.1. Laba Total Perusahaan
Laba ini di dalam
ekonomi disebut laba ekonomi atau laba di atas normal. Jika harga pasar yang
terjadi Pb sama dengan AC maka
penerimaan total perusahaan akan sama dengan
biaya totalnya. Situasi ini disebut sebagai perusahaan mendapat laba
ekonomi nol atau laba normal. Pada situasi tertentu sebagai penerima harga,
perusahaan bersaing mungkin tidak bisa menghindar dari kerugian. Jika kondisi ini yang dihadapi maka hal yang terbaik yang
dapat dilakukan adalah meminimalkan kerugian yang mungkin diderita.
Sebagai ilustrasi dapat diperhatikan gambar 1.2 harga pasar yang terjadi
dimisalkan adalah Pb yang
terletak diantara BR minimum dan AC minimum dan AVC minimum. Tingkat output yang optimal (kerugian minimum) bagi perusahaan pada harga Pb terjadi pada kondisi Pb= MC, yaitu
tingkat output Qb. Pada Qb perusahaan akan mengalami kerugian. Karena Pb
> AVC, maka dari setiap unit Q yang terjual, perusahaan memperoleh penerimaan
yang lebih besar dari biaya variabel
yang dikeluarkan. Dengan kata lain total penerimaan yang akan diperoleh perusahaan dari output sebesar Qb akan dapat menutup, selunuh biaya variabel total
yang dikeluarkan untuk memproduksi Qb
tersebut, bahkan masih tersisa. Akan tetapi karena Pb < BR, berarti
sebagian dari biaya tetap perusahaan tidak dapat tertutup, sebagian lagi dapat tertutup dari sisa penerimaan yang digunakan untuk menutup biaya variabel.
Gambar 1.2. Minimisasi kerugian perusahaan
Bagaimana jika perusahaan memutuskan untuk tidak
berproduksi? Kerugian perusahaan akan lebih
besar yaitu sebesar seluruh biaya tetapnya. Sebagai kesimpulan jika harga pasar
yang terjadi terletak antara BR dengan AVC,
maka perusahaan akan mengalami kerugian. Untuk meminimalkan kerugian, lebih baik perusahaan terus berproduksi
dibandingkan kerugian dengan tidak berproduksi sama sekali.
Gambar 1.3. Perusahaan berhenti berproduksi
Bagaimana seandainya Pb = AVC minimum? Jika ini yang terjadi maka penerimaan total perusahaan akan sama dengan TVC
yang berarti penerimaan perusahaan
hanya cukup untuk menutup biaya variabel saja. Kerugian perusahaan adalah sebesar seluruh biaya tetapnya. Bagaimana
jika perusahan berhenti berproduksi?
Kerugiannya akan sama yaitu sebesar seluruh biaya tetapnya. Jadi pada
kondisi ini konsekuensi dari berproduksi atau
tidak adalah sama, perusahaan mengalami kerugian sebesar biaya tetapnya.
Dengan demikian kerugian perusahaan lebih besar dari
biaya tetapnya. Untuk meminimalkan kerugian lebih baik bagi perusahaan untuk
menghentikan produksi, sehingga kerugian perusahaan hanya sebesar biaya
tetapnya saja.
Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id/
0 comments:
Post a Comment